oleh:Amin
mahasiswa IAIN sunan ampel surabaya
085852033183
Manusia sebagai seorang hamba yang diperintahkan oleh tuhannya untuk beramal baik, untuk kemaslahatan. Tidak akan lepasa dari naungan dan pengawasan tuhan yang maha Esa, sebelum merangkai kata kata akan kami sajikan beberapa pngantar untuk selalu menjadi pegangan penulis dalam beraktivitas, yaitu dengan memohon rahmata ta’dim dari tuhan yang maha esa, kami adalah seorang yang lemah di hadapannmu, yang tidak akan berdaya jika engkau tidak memberikan kekuatan, baik kekuatan fisik maupun psikis, dan spiritual
.
Selanjutnya kami akan mencoba untuk menulis sebuah bacaan yang tujuannya hanya untuk melatih diri kami sendiri karna kami punya inesiatif yang tinggi, dan menulis merupakan eksistensi diri manusia, ssuaai dengan apa yang telah rasulullah ajrkan pada umatnya, imam syafi’i berkata, “ikatlah ilmu tersbut dengan mnulis, karna ilmu itu bagaikan se ekor sapi kalau tidak ada talinya maka dia akan pergi mninggalknaya...!!!!!!!!!!!
***kami akan coba menulis sebauh bacaan yang amat sederhana untuk kami baca, dan semoga bermanfaat bagi kami, dan orang lain yang mmbacanya. Kami akan menulis tentang sosiologi, yang membahas tentang *** “TEORI”*** masalah teori pada dasarnya adalah suatu gambaran karya seprangkat proposisi yang mempunya korelasi yang di hasilkan untuk pembuktian mengenai analisa terhadap aksi-aksi sosial dalam ilmu sosiologi. Teori begitu penting untuk di telaah dan di kaji apa lagi bagi mahasiswa. Sehingga ada suatu prawacana, mengapa peduli pada teori sosial. Secara tidak sadar kita kita tidak ada waktu untuk belajar, dan berfikir. Bahkan banyak antara kita sebagi mahasiswa mnyadari betapa kita terpaksa memperdulikan teori sosial dengan stengah hati, secara selektif di antara berbagai tuntutan hidup sehari-hari lainnya. Apabila kita ada rasa ingin tahu bahwa ada beragam cara untuk mengetahui pengetahuan sehari-hari atau kata trsebut dalam ilmu logika di sebut dengan camonsense. Dengan merujuk pada filsafat pengetahuan. Dua abad yang silam de Tocgulle ville. Mengatakan bahwa tidak seorang pun bisa mengetahui apa yang sebetulnya hendak di ketahui, sebegitu rumitnya permasalahn mengetahui, sehingga Geothe lewat salah satu tokohnya dalam elektif el-finities selalu mngeluh karena sealalu bertambahnya daftar segala persoalan tentang mesti harus di ketahui oleh sesorang. Jika dengan demikian kalau kita perlu menelaah suatu teori menoleh pada otoritas dan kepada teori. Banyak sekali dalam ilmu sosial. Jika kita ingin mengetahui ilmu, atau teori tentang kapitaslisme, kita harus menoleh kepada seorang pakarnya yaitu, Marx, dalam politik jika kita ingin tahu tentang legitimasi kita berpaling ke Weber, atau gender kita harus menyimak teori feminis. Sungguh teori begitu manfaat, ia sealalu memungkinkan dan membantu seseorang memahami lebih banyak segala yang kita ketahui. Namun pada dasarnya teori itu bersifat majmuk, banyak sekali teori-teori yang multi sentral, yang menyebabkan teori secara menyeluruh sulit, Dengan semua itu kita harus berpalig kepada para teoritis seprti teori gerakan sosial yang kita harus ketahui Habermas. Itupun smua tetap masih sulit sebab smua teori ada kisahnya yang berbeda-beda untuk di ceritakan. Dan terdapat beraneka ragam penafsiran tentang teoritis. Namun memang demikianlah cara kerja teori sosial. Tergantung kepada kegairahan , semnagat, kecurigaan, keragu-raguan, toleransi, kesabaran, dan keputusan.
Sikap teoritis adalah sikap yang senatiasa terbuka karena teori adalah suatu kultur dan bukan sekedar alat. Agnes Heller merupakan pemikir teori optimistik yang menarik bagi orang-orang yang memiliki orientasi. Pada tahun 1960-an ada teoritis yaitu Marcuse dia cepat memikat kalangan libertarian yang juah punya kehendak untuk menyuarakan bahwa dunia mustahil berubah. Betapapun dalam pembahsan ini penting dalam kontek bahwa pembahsan tersebut bersifat toritis. Apalagi teori sosial. Teori sosial penting karean ia mengangkat problem-problem sosial, masalah kondisi manusia dalam modernitas. Yang jelas bahwa teori melakukan generalisasi, tapi ini bukan berarti teori perlu melakukan sistematisasi atau totalisasi. Inilah yang di sebut dengan logika dari perubahan menuju pandangan pragmatis dalam teori sosial.
**Max Webar**
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan-hubunganya antara orang-orang dalam masyarakat tersebut sosiologi memegang peranan penting dalam membantu memecahkan masalah-masalah sosial, seperti kemiskinan, konflik antar ras, delingkuensi anak-anak, dan lain-lain. Dalam hal ini sosiologi memang tidak terlalu menekankan pada pemecahan atau jalan keluar masalah-masalah tesebut, namun berusaha menemukan sebab-sebab terjadinya masalah itu. Usaha-usaha untuk mengatasi masalah sosial hanya mungkin berhasil apabila di dasarka pada kenyataan serta latar belakangya. Di sinilah peranan sosiologi, namun, peranan itu tidak akan terwujud tanpa di dasari “TEORI” dan pemahaman akan ilmu sisiologi itu sendiri.
Semua teoritis sosial klasik, mungkin tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa tidak ada yang lebih mengalami distorsi (ronrongan atau ganguan) dari pada Max dan Weber. Marx di beri peran sebagai pembela “komonisme primitif” Weber di beri peran sebagi advokat yang antusias untuk birograsi. Sebauh problem yang menyertai penerimaan atas weber adalah meluasnya kecendrungan untuk menempatkan Marx dan Weber dalam posisi saling bertentangan, sebagi musuh, di mana Weber bertindak sebagi “kaum borjuisnya Marx” (cf. Bittman 1986; beilharz 1983) kita sebagi generasi pemikir terlebih dahulu mengikis pengembangan yang kliru atas pemikiran Weber itu. Sebelum mencermati apa yang merupakan hakikat pemikirannya. Sebab baru akhir ini para pengamat Weber baru membaca Weber.
Pada dasarnya Weber dan Durhiem serta para teoritisi yang lebih mutakhir pada dasarnya adalah insan politik, weber adalah seorang peneliti aktif mengenai kebijakan sosial dan kondisi kaum buruh; weber melakukan riset mengenai psikofisika dalam kerja industrial dan partisipan dalam negoisasi perdamaian versailles dan kontributor untuk konstitusi waimer. (Tribe 1989 mommsen 1988,weber 1988). Figur terpenting dalam banyangan weber adalah Nietzsche. Dia mnyatakan bahwa: jika dunia weber dalah dunia yang tanpa harapan-harapan besar. Maka seperti juga pada Nietzsche, suatu dunia yang tanpa ilusi-ilusi besar tradisional. Masa hidup mereka yaitu Marx dan Weber seperti masa hidup kita sekarang. Masa hidup Marx adalah 1818-1883. Weber masa hidupnya 1864-1920. Antara marx dan weber sangat jauh ide-idenya. Marz mengangap bahwa komodifikasi sebagai kecendrungan utama dalam modernitas, sedangkan weber mengarahkan perhatian pada kecendrungan kalkulasi universal, yang dilandasi oleh rasionalisasi, memudarnay pesona atau demagifikasi kehidupan sehari-hari. (weber 1904-5:18). Weber mengangap rasionalisasi sebagai proses yang tidak mungkin di tawar tetapi sifatnya ambilvalen(lowith 1982). Sebagimana ia menyatakan bahwa, warga modernitas memerlukan birokrasi, keadilan, legalitas, dan administrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar